Sebuah film yang mengingatkan saya bahwa kehidupan di bumi tidak hanya untuk manusia.
Film yang disutradarai oleh seorang sutradara Perancis, Gilles de Maistre, memiliki kesan yang cukup membekas untuk saya. Tanpa film ini mungkin saya tidak pernah tahu bahwa singa pun bisa memiliki ikatan yang cukup erat dengan manusia. Saya juga tidak akan pernah tahu bahwa perdagangan singa untuk perburuan masih terus berlangsung, serta populasi singa terus merosot sebanyak 20ribu per tahun.
Selain isu perlindungan hewan dan perburuan yang diangkat dalam film, saya juga menemukan beberapa fakta unik pada film ini. Mia and The White Lion diproduksi selama 3 tahun. Cukup lama untuk produksi sebuah film. Namun, film ini memang dibuat mengikuti perkembangan dan pertumbuhan singa tersebut. Mulai dari lahir hingga berumur 3 tahun, seperti yang disaksikan di film.
Singa tersebut (Charlie) memiliki nama asli Thor. Fakta bahwa Mia (Daniah De Villiers) serta pemain lainnya belajar untuk berinteraksi dan menjalin ikatan dengan Thor juga benar adanya. Dalam perjalanan pembuatan film ini juga tidak terlepas dari peran Kevin Rhicardson Lionwhisperer, atau yang saya artikan dalam bahasa awam orang Indonesia adalah pawang Singa.
Terlepas dari produksi film ini, para pemain yang terlibat pun juga memiliki kontribusi untuk para singa dan alam, salah satunya adalah Daniah yang menjadi Lion Ambassador.
Tentang Mia and The Lion
Mia dan keluarganya baru saja pindah dari London ke Afrika. Terbiasa dengan gaya hidup perkotaan membuat Mia tidak nyaman untuk tinggal di Afrika yang dipenuhi havana dan peternakan milik ayah dan ibunya. Namun, kehidupan Mia mulai berubah sejak lahirnya singa putih. Singa langka yang dipercaya membawa keberuntungan ini pun diberi nama, Charlie.
Mia yang awalnya tidak suka dengan kehidupan baru di Afrika perlahan berubah bahkan menjadi semakin akrab dengan Charlie dan tercipta ikatan yang sangat di antara mereka berdua. Seiring bertambahnya usia Charlie, ternyata menambah kekhawatiran orang-orang disekitar Mia, khususnya sang ayah.
"Hewan buas akan selalu menjadi dan buas, mereka bukan hewan yang bisa dijadikan peliharaan."
Hal itulah yang selalu ada dipikiran Ayah Mia. Sebagai seorang Ayah, ia khawatir suatu saat Charlie dapat mencelakakan anaknya. Hingga akhirnya Mia mengetahui bahwa sang Ayah akan menjual Charlie ke seorang pemburu, bernama Dirk. Mia pun melakukan aksi penuh keberanian sekaligus kenekatan untuk membawa Charlie menuju Cagar Alam Timbavati.
Aksi Mia ini memancing banyak perhatian, namun pada akhirnyatum Mia berhasil menyelamatkan Charlie dan membawanya hidup bebas di Cagar Alam Timbavati.
Menurut saya, Mia and The Lion ini menjadi tontonan yang menarik dan membawa nilai lebih tentang kehidupan. Perlu diingat, bukan hanya manusia yang hidup di bumi, binatang, tumbuhan, alam punya peran penting dalam kehidupan. Kamu wajib banget menonton film ini. Jangan lupa ya, saksikan di bioskop terdekat di kotamu.
Thanks for having me, Clozette!
#MiaAndTheWhiteLion #ClozetteID
#MiaAndTheWhiteLion #ClozetteID
Regards,
CYNDA
Posting Komentar