Belum lama ini aku baru saja mengunjungi Gramedia Matraman bersama keluarga. Rasanya sudah lama aku tidak menghibur diri dengan hobiku sejak kecil.
Membaca. Dulu setiap liburan sekolah, disaat anak-anak lain berlibur, berpergian, bermain di luar, orang tuaku justru tidak mengizinkan aku beraktivitas dan jalan bersama teman. Mereka lebih suka menghabiskan uang untuk membelikan 'barang' untuk anak-anaknya. Sebanyak apapun buku komik dan novel yang aku, kakak, dan adikku inginkan, pasti akan dibelikan.
Buku-buku itu sekarang teronggok di sudut-sudut rumah, 1 lemari, 1 box susun, 1 keranjang pun tidak mampu menampung semuanya. See? Rumahku tidak akan pernah bisa rapih karena buku-buku yang bertebaran. Hahaha.
Oh ya, kemarin aku sempat membeli 3 novel dan 1 komik. Tapi aku hanya akan membahas 1 novel saja di sini. Novel karangan Orizuka yang berjudul 17 Years of Love Song. Ada yang familiar dan suka dengan Orizuka? Orizuka ini penulis novel asal Indonesia dan aku suka sekali dengan semua karyanya. Hampir semuanya sudah aku beli dan baca sendiri. Entah,,, di setiap novelnya aku merasa terhanyut dan menjadi bagian dari tokoh novel itu sendiri. Aku pun tidak pernah absen mengeluarkan air mata saat membaca novelnya yang bernuansa sedih.
Ini dia selengkapnya tentang "17 Years of Love Song"
Judul : 17 Years of Love Song
Penulis : Orizuka
Penerbit : Puspa Populer
Tahun Terbit : Agustus 2015
Jumlah Halaman : 268hal.
Novel ini menceritakan tentang Leo, siswa pindahan dari Jakarta yang harus memulai kehidupan baru di sebuah desa, di Purwakarta, akibat perceraian orang tuanya. Ia pun harus meredam impiannya menjadi atlet softball nasional. Kehidupan yang ia anggap tidak akan lebih baik dari kehidupan di Jakarta pun ia tepis jauh-jauh ketika bertemu dengan Nana, gadis yang ia temui di sekolah baru.
Siapa sangka, Nana adalah gadis yang lumpuh dan harus menggunakan alat bantu, kursi roda, untuk membantu beraktivitas. Ada yang lain dari Nana dan membuat Leo begitu tertarik. Nana bukan gadis pada umumnya, yang mudah terpikat dengan ketampanan Leo.
Mereka pun harus berpisah saat Leo kembali ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan di universitas. Tanpa ada pernyataan yang jelas antara keduanya. Sebuah musibah pun terjadi dan sekeras apapun mencari, bertahun-tahun Leo tidak pernah berhasil menemukan Nana. di putar balik dan menggiring emosi pembaca yang tidak sabar menanti akhir cerita ini. Ceritanya terlihat cheezy, tapi kalau dibaca mendetail, banyak hal kecil yang justru menarik perhatian daripada inti dari alur cerita itu sendiri.
Aku sangat merekomendasikan novel ini untuk kalian baca, lho! Yuk, mulai bangkitkan semangat kalian untuk lebih banyak membaca. Aku tidak ingin menjadi spoiler, lebih baik kalian baca sendiri ya!
Regards,
CYNDA
ceritanya menarik juga ya..
BalasHapus